Kamis, 23 Februari 2012

SEJARAH BULUTANGKIS DARI BISTON KE INDONESIA


Banyak dari kita pasti pernah melakukan olahraga rakyat yang satu ini, yup Bulu Tangkis atau badminton. Olahraga yang asik dimainkan secara tunggal, beregu maupun campuran ini memang bukan olahraga asli kreasi anak bangsa, melainkan produk import yang datangnya dari Eropa.
         Adalah Inggris sebagai biang keladi dari terciptanya olahraga ini. Permainan ini dikenalkan dan dikembangkan awalnya oleh keluarga Sonnerset dari Bristol, Inggris hingga akhirnya dapat berkembang luas pada abad XIX di Eropa. Berkat jasa mereka pulalah pihak kerajaan Inggris tak segan memberikan gelar Duke of Beaufort kepada Keluarga Sonnerset.
        Badminton House, salah satu tempat bersejarah olahraga bulu tangkis, kini masih menyimpan koleksi peralatan battledore dan shuttlecocknya. Shuttlecock saat itu beratnya dua kali lipat dibanding dengan yang ada sekarang. Panjang raket battledorenya sendiri kurang lebih setengah meter dengan kepala bulat tanpa senar. Kayu penepak ditutup kertas kulit sehingga menimbulkan bunyi, seperti orang memukul tambur.
Antara tahun 1840 sampai 1850, anak-anak Duke of Beaufort VII, tujuh laki-laki dan empat perempuan, bermain bulu tangkis dengan cara merentangkan tali antara pintu dan perapian. Mereka bermain menyeberangkan shuttlecock melewati tali tersebut dan hal inilah awal mula dari penggunaan net.
        Pada abad XII permainan ini pun telah digelar di lapangan olahraga kerajaan Inggris dan di tahun 1860 itu ada seorang penjual mainan dari London-mungkin juga penyedia peralatan battledore - bernama Isaac Spratt, menulis Badminton Battledore-a new game. Tulisan di situ menggambarkan terjadi evolusi permainan itu di Badminton House. Tak hanya di Inggris saja, bukti lain menyebutkan anggota kerajaan Polandia juga telah memainkan olahraga ini pada akhir abad XVII. Di tahun 1870 bulu tangkis hanya diperuntukkan untuk kalangan aristokrat saja dan dimainkan di ruang tamu mereka yang sangat luas.
        Tapi dalam perkembangannya, olahraga ini semakin meriah dengan dengan hadirnya sebuah klub bulu tangkis pertama yang bernama Folkstone yang berdiri di daerah Kent, Inggris. Buku pertama yang menceritakan tentang permainan ini adalah “Badminton” disusun oleh S.M Massey yang terbit pada tahun 1911. Massey adalah salah seorang pemain terkenal di Inggris dan menjadi sosok yang cukup berperan dalam administrasi badminton pada masa itu.
      Beberapa tahun kemudian untuk lebih mendisipilinkan jalannya permainan, pada tahun 1877 dikeluarkanlah peraturan pertama tentang bulu tangkis, kemudian diperbarui lagi di tahun 1890. Tapi peraturan permainan bulu tangkis yang sekarang berlaku di IBF hanya mengalami perubahan sedikit sekali dari peraturan yang dikeluarkan pada tahun 1890.
        Tahun 1901, mulailah bentuk dan ukuran lapangan yang sekarang sudah mulai dipakai. Sebelumnya, bentuk dan ukuran lapangan bulu tangkis banyak mengalami variasi, meskipun kebanyakan menggunakan bentuk jam. Kejuaran pertama bulu tangkis All England pun digelar di tahun 1897 yang hanya berlangsung selama satu hari tanggal 4 April di London-Scottish Drill Hall di Buckingham Gate, London. Walau cuma sehari, sukses penyelenggaraan Kejuaraan All England telah merangsang munculnya kejuaraan lainnya, seperti Kejuaraan Irlandia pada tahun 1900. Dilanjutkan dengan pertandingan internasional pertama kali antara Inggris melawan Irlandia pada tahun 1903, disusul Kejuaraan Aberdeen, Skotlandia pada tahun 1907.
        Pada tahun itu juga terbit The Badminton Gazette yang menjadi jurnal resmi persatuan bulu tangkis Inggris. Menyeberang Lautan Atlantik bulu tangkis hinggap di British Columbia tahun 1914 dan tahun 1920-an menyebar ke berbagai kota Kanada. Tahun 1921 Kanada mengadakan kejuaraan pertamanya. Badminton juga menyebar ke Amerika Serikat, dengan New York sebagai kota persinggahan pertama. Hollywood juga disinggahi, dan sempat dibuat film Good Badminton untuk mengembangkannya.
        Namun baru 1905 Badminton menarik banyak perhatian masyarakat. Tahun itu terselenggara Seri Dunia yang mempertemukan Jack Purcell dari Kanada dan Jess Willard dari AS. Sekitar 3000 penonton memadati gedung di Seattle ini, dengan Purcell menang 15-7, 15-6, 15-9 dalam pertandingan the best of five match. Selain kejuaraan, bulu tangkis juga dikenalkan dalam bentuk turnamen yang sangat berperan dalam memperkenalkan olahraga ini ke negara lain. Para pemain datang ke Inggris untuk belajar olahraga bulu tangkis, dan melakukan eksibisi antar tim dari berbagai negara di Eropa.
         Tahun 1925 tim Inggris mengadakan lawatan ke Kanada. Banyak segi positif dari lawatan ini, sehingga di kedua negara tersebut muncul persatuan bulu tangkis pada tahun 1931 di Kanada, dan tahun 1936 di Amerika Serikat. Perkembangan badminton yang cepat menjadi olahraga dunia itu menuntut dibentuknya sebuah badan internasional. Maka pada tahun 1934 didirikan IBF yang bertujuan untuk membantu mengembangkan bulu tangkis di tingkat internasional dengan Inggris Raya (Inggris, Irlandia, Wales, dan Skotlandia), Denmark, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai negara pendiri. Hal ini disambut baik oleh Sir George Thomas, dengan memberikan sumbangan Thomas Cup untuk kejuaraan beregu putra pertama pada tahun 1948.
         Tahun 1956 Mrs. H.S Uber pemain ganda putri terbaik Amerika Serikat menjadi pemrakarsa untuk kejuaraan beregu putri tingkat dunia. Turnamen bulu tangkis terbuka pertama diadakan di Amerika Serikat pada tahun 1954, yang mengijinkan pemain dari luar negeri untuk bergabung. Hal ini dimaksudkan agar pemain Amerika dapat meningkatkan kualitas permainan mereka. Selain di Eropa dan Amerika olahraga bulu tangkis juga berkembang di daerah jajahan Inggris, seperti Malaysia, dan Singapura.
         Nah, lewat dua negara inilah bulu tangkis sampai juga bulu tangkis ke Indonesia melalui Medan dan Palembang . Namun ada pula yang berpendapat permainan bulu tangkis ini dibawa langsung ke Jakarta pada tahun 1930. Hal itu didukung menurut catatan yang yang menyatakan di tahun 1933 sudah ada perkumpulan bulu tangkis di Jakarta, yaitu BBB (Batavia Badminton Bond), BBL (Batavia Badminton League), dan BBU (Batavia Badminton Unie). Adapun Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sendiri didirikan pada tahun 1951. Tujuan pendirian PBSI adalah untuk menangani dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan bulu tangkis di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar